Sombong di Dunia Maya? Ini Dampaknya Buat Hati!
![]() |
| Ilustrasi pamer harta di dunia maya. dok. Pixabay.com/stevepb |
Pamer harta di media sosial bikin hati rusak dan amal hangus. Simak dampaknya serta tips tetap rendah hati di dunia maya.
Di era digital sekarang, media sosial jadi bagian hidup yang nggak bisa dipisahkan. Mulai dari anak muda sampai orang dewasa, semua berlomba update aktivitas harian mereka. Dari posting foto liburan, barang branded, sampai momen pribadi, semua bisa dibagikan dengan mudah. Tapi, pernah nggak kamu mikir, apakah semua unggahan itu aman buat hati?
Masalahnya, nggak jarang unggahan kita di medsos nggak sekadar berbagi, tapi cenderung pamer harta atau prestasi. Misal, foto mobil baru, rumah mewah, atau paket liburan yang bikin teman-teman kita iri. Tanpa disadari, pamer kemewahan di dunia maya bisa bikin kita tumbuh sifat sombong dan menjauhkan diri dari nilai spiritual.
Nah, artikel ini bakal ngajak kamu ngobrol santai soal dampak pamer harta di media sosial dari sudut pandang Islam, kenapa bisa merusak hati, dan bagaimana cara tetap eksis di medsos tanpa kehilangan akhlak. Jadi, simak sampai habis, bro!
Pamer Harta = Sifat Sombong yang Dilarang Islam
Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan larangan untuk bersikap sombong. QS. Luqman ayat 18 bilang:
“Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”
Artinya jelas, pamer harta termasuk bentuk sombong yang nggak disukai Allah. Bahkan Rasulullah SAW menegaskan dalam hadis dari Abdullah bin Mas’ud, tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi. Saat ditanya soal orang yang suka pakaian bagus, Rasulullah berkata:
“Allah indah dan menyukai keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”
Jadi, memakai baju mahal atau punya gadget keren nggak masalah, asal niatnya bukan untuk membanggakan diri atau bikin iri orang lain. Di sinilah banyak orang salah kaprah. Posting foto barang mewah di Instagram atau TikTok bukan sekadar berbagi, tapi kadang membawa dampak negatif ke hati sendiri.
Selain itu, Imam Nawawi dalam kitab Naṣā’iḥul ‘Ibād mengingatkan bahwa membanggakan diri dengan harta termasuk salah satu hal yang bisa merusak manusia. Dalam hadisnya, Rasulullah menyebut tiga hal yang bisa menghancurkan manusia:
- Bakhil atau pelit berlebihan
- Mengikuti hawa nafsu tanpa kontrol
- Membanggakan diri sendiri
Pamer di dunia maya seringkali bikin kita masuk kategori yang terakhir, bro! Niat awalnya mau pamer prestasi atau kebahagiaan, tapi efek jangka panjangnya menumbuhkan ujub (bangga diri) dan riya (ingin dipuji).
Pamer Bisa Menghapus Pahala dan Merusak Hati
Lebih parahnya lagi, pamer harta atau amal di media sosial bisa bikin pahala amal hangus. Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Iqna’ menegaskan bahwa pamer adalah bentuk “menyekutukan niat” dengan Allah. Dalam hadis Qudsi:
“Aku tidak butuh untuk disekutukan. Barang siapa beramal dan di dalamnya menyekutukan-Ku, maka Aku terbebas darinya.”
Artinya, amal yang dilakukan untuk dilihat orang lain tidak akan diterima Allah. Dampaknya nggak cuma spiritual, tapi hati kita juga jadi rentan sombong dan iri. Saat orang lain memberi like atau komentar pujian, perasaan senang sesaat itu bisa bikin kita lupa diri.
Selain itu, pamer harta juga bisa merusak hubungan sosial. Teman atau followers bisa merasa iri, minder, atau bahkan membenci. Padahal, tujuan awalnya cuma ingin berbagi momen bahagia. Sederhananya, unggahan yang niatnya pamer = bom waktu buat hati sendiri.
Bahkan Rasulullah menyebutkan bahwa kesombongan adalah salah satu sifat yang membuat seseorang jauh dari kebaikan dan bisa merusak diri. Hati yang dipenuhi kesombongan susah menerima nasihat, sulit bersyukur, dan gampang membandingkan diri dengan orang lain.
Bijak Bersosmed, Tetap Eksis Tanpa Sombong
Jadi, gimana dong biar tetap eksis di media sosial tanpa jadi sombong? Kuncinya adalah niat dan kesadaran diri. Sebelum posting, tanyakan ke diri sendiri:
- Apakah unggahan ini bermanfaat atau sekadar pamer?
- Apakah bisa menginspirasi orang lain tanpa bikin iri?
- Apakah niat saya hanya berbagi kebahagiaan, bukan untuk dibanggakan?
Kalau jawabannya positif, silakan posting! Tapi kalau sekadar ingin dipuji, lebih baik tahan dulu. Gunakan medsos untuk hal-hal produktif: berbagi ilmu, tips, pengalaman positif, atau kegiatan amal. Dengan begitu, hati tetap bersih, pahala tetap terjaga, dan hubungan dengan followers tetap harmonis.
Ingat, kesederhanaan dan rendah hati itu justru bikin kita lebih keren di mata Allah dan orang lain. Yuk, mulai sekarang, bijak bersosmed, hindari pamer yang sia-sia, dan fokus berbagi kebaikan yang bermanfaat buat semua orang!***

No comments